Edward Soja telah menyusun suatu teori mengenai "ruang ketiga"/ Thirdspace. Segala sesuatu selalu datang bersamaan... sebagaimana subjektivitas dan objektivitas, abstrak dan konkret, nyata dan imajinasi, yang dapat diketahui dan yang takterbayangkan, pengulangan yang sama dan perubahan yang berbeda, struktur dan lembaga, pemikiran dan tubuh, kesadaran dan ketidaksadaran, disiplin ilmu dan transdisiplin ilmu, kehidupan sehari-hari dan sejarah yang tak berakhir". Sebagaimana Soja menjelaskan bahwa thirdspace (ruang ketiga) dilihat sebagai suatu cara pemahaman dan tindakan "lain" yang mengubah spasialitas kehidupan manusia atau sebagai sesuatu mode yang berbeda dari kesadaran keruangan kritis, yang sesuai dengan yang sesuai dengan ruang lingkup dan signifikansi baru dibawa oleh trialektik diseimbangkan dari aspek keruangan-sosial-historis.
Soja menyusun Thirdspace/ ruang ketiga trialektika spasial yang pernah disusun oleh Henri Lefebvre dalam Production of Space (produksi ruang) and Michael Foucault’s concept of heterotopia (sebuah lokasi dimana berbagai objek (komoditas, manusia dan ide) yang (seharusnya) tidak bisa berada di satu tempat, tiba-tiba bertemu, saling berinteraksi dan bertabrakan satu dengan lainnya, dalam satu ruang dan rentang masa tertentu). Soja mensintesiskan teori-teori ini dengan karya-karya pemikir pos-kolonial dari mulai Gayatri Chakravorty Spivak to bell hooks, hingga Homi Bhabha. Sebagaimana Lefebvre, kadang ia disebut sebagai seorang mistikus marxis, Soja menunjukkan bahwa pemikiran Lefebvre yang cenderung mistisme monadik (satu alur) dalam "Thirdspace"-nya. Soja memformulasikan "Thirdspace" di-analogi-kan pemikiran Aleph,yaitu suatu konsep ruang tak terhingga, yang pernah dicetuskan oleh Jorge Luis Borges.Soja dalam hal tertentu mirip teori Homi Bhabha mengenai hibridisasi budaya, yang berpendapat bahwa "semua bentuk budaya secara terus menerus dalam proses hibriditas," yang "menggantikan sejarah yang membentuknya, dan membentuk struktur barudari suatu otoritas, bahkan inisiatif politik baru. Proses hibriditas budaya menimbulkan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang baru dan dikenali sebagai ranah baru negosiasi makna dan representasi. "
0 komentar:
Posting Komentar